Rabu, 31 Agustus 2011

ormas agama bereaksi

Jakarta (AsiaNews) - Front Pembela Islam (FPI), sebuah organisasi ekstremis Muslim, mempromosikan kampanye protes terhadap SCTV, stasiun TV yang berbasis di Jakarta swasta, untuk penjadwalan, film yang dianggap menyinggung umat Muslim yang disutradarai oleh "?" seorang pembuat film muda berbakat, Hanung Bramantyo. Meskipun, film menceritakan sebuah cerita tentang toleransi dan saling menghormati antara berbagai kelompok agama di Indonesia, FPI dan kelompok Islam lain mengatakan itu "mencemari moralitas" Muslim Indonesia.

Jakarta pemimpin FPI  memperingatkan manajemen SCTV bahwa ribuan umat Islam akan bergabung untuk menunjukkan di depan stasiun TV harus itu siaran film Senin malam.

Dirilis pada bulan April, adalah "?" Baru-baru diserang oleh Gerakan Ulama Indonesia (MUI), yang mengeluarkan fatwa Muslim memerintahkan untuk tidak melihatnya karena kandungan menyesatkan dan saran nya bahwa ada satu 'Allah' di samping salah satu yang diakui dan disembah dalam Islam.

Pembuat film Hanung Bramantyo telah meminta eksekutif TV tidak menyerah pada tekanan ekstrimis karena hal itu akan berarti menerima pelanggaran paten dari kebebasan berekspresi.

FPI tidak baru ancaman. Dalam beberapa pekan terakhir, ekstrimis FPI menyerang anggota komunitas Ahmadi, sebuah sekte dianggap sesat oleh mainstream umat Islam, di Makassar (Sulawesi selatan).

Dalam insiden serupa, ekstremis Muslim menyerang PKL di Bandung (Jawa Barat) untuk menjual minuman beralkohol.

Di masa lalu, aktivis hak asasi manusia telah mengecam pemerintah Indonesia untuk melakukan apa-apa terhadap ekstremis.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah terutama ditargetkan untuk kritik karena kegagalan untuk mengambil tindakan tegas untuk membendung kebangkitan Islam, yang sekarang mampu membuat klaim apapun yang mereka inginkan.

Sekarang, sebelum akhir bulan Ramadhan dan Idul Fitri pada hari Selasa, ekstremis ingin menyensor siaran TV.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar